Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kebanyakan calon mahasiswa orang asli Papua kerap gagal meraih beasiswa berkuliah di luar negeri karena kurang terampil menulis esai. Kebanyakan calon mahasiswa asli Papua kurang terampil menuangkan pemikiran mereka menjadi tulisan menarik dan kuat, sehingga kalah bersaing dengan para pelamar beasiswa lainnya.
Hal itu disampaikan Septinus George Saa, yang memenangi First Step to Nobel Prize in Physics 2004 yang mendapatkan beasiswa untuk berkuliah aerospace engineering di Institut Teknologi Florida, Amerika Serikat. Saa menyampaikan hal itu di sela Pelatihan Penulisan Esai di Jayapura, Sabtu (15/2/2020).
Saa yang juga peraih gelar master teknik material dari Universitas Birmingham, Inggris itu menyatakan pelatihan penulisan esai itu lahir dari kegelisahan para fasilitatornya melihat banyak orang asli Papua gagal meraih beasiswa untuk berkuliah di luar negeri. “Beberapa teman-teman berdiskusi, mencari persoalan yang membuat mereka tidak bisa mendapatkan beasiswa. Ternyata kebanyakan dari mereka terkendala dalam penulisan esai,” kata Saa.
Saa menyatakan para calon mahasiswa asli Papua memiliki banyak pengalaman yang berharga untuk dituliskan menjadi esai, namun kebanyakan dari mereka tidak terampil menulis esai. “Sekalipun punya banyak pengalaman, belum tentu ia [bisa] menuangkan semua ide menjadi tulisan satu-dua halaman. Mereka mengalami kendala [itu] karena tidak pernah menulis,” ujar Saa.
Melalui Pelatihan Penulisan Esai itu, sejumlah fasilitator mencoba membuka wawasan para peserta dalam teknik penulisan esai maupun berbagai proses seleksi beasiswa luar negeri. “Kegiatan ini akan berlanjut, tidak hanya di kota Jayapura namun tidak menutup kemungkinan akan dilakukan di kabupaten lain seperti Sorong, Biak, Manokwari dan Wamena serta daerah lainnya,” kata Saa.
Loading...
Daud Alua, salah satu peserta pelatihan menulis esai berterimakasih kepada para fasilitator yang punya pengalaman menulis esai. Alua mengakui, keterampilan menulis esai menjadi masalah bagi kebanyakan calon mahasiswa asli Papua. Pelatihan menulis esai itu dinilai Alua penting, karena pendidikan penting bagi orang asli Papua untuk bisa menggenggam dunia, dan menulis persoalan masalah sosial yang terjadi di Papua.
“Kami harap pelatihan ini terus berlanjut. Anak-anak Papua harus belajar menulis, karena dengan menulis kita dapat mempengaruhi pola pikir kita dan orang lain dan membawa perubahan,” kata Alua.
Jurnalis Jubi, Victor Mambor selaku fasilitator mengatakan penulisan persoalan Papua hanya bisa dilakukan bila anak-anak Papua tahu cara menulis yang baik dan benar. “Anak-anak Papua harus belajar menulis. Sebab, kalau kita tulis tentang kita, itu baru pas. Bila orang lain yang tulis, pasti tidak semua [sesuai] dengan yang kita harapkan,” kata Mambor. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G
"penting" - Google Berita
February 15, 2020 at 11:55PM
https://ift.tt/37BcZPH
Keterampilan menulis esai penting untuk meraih beasiswa kuliah di luar negeri - JUBI
"penting" - Google Berita
https://ift.tt/2mMnZYW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Keterampilan menulis esai penting untuk meraih beasiswa kuliah di luar negeri - JUBI"
Post a Comment