Pemerintah Indonesia telah menyampaikan sikap tegas terkait dengan pelanggaran Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang dilakukan China di perairan Natuna, pekan lalu dengan mengirimkan nota protes kepada Beijing. Nota protes tersebut, Indonesia menunjukkan bahwa pemerintah menolak klaim China atas ZEE di Natuna.
Menurut Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional (HPI) Kementerian Luar Negeri, Damos Dumoli Agusman, nota protes yang diajukan berarti Indonesia bukan hanya sekedar pernyataan politik di atas kertas yang tidak ada gunanya, melainkan bentuk penggunaan hak hukum untuk menyatakan bantahan tegas (“persistent objection”) terhadap klaim dari negara lain.
“Dengan menggunakan hak ini, maka Indonesia tidak akan terikat pada klaim itu, dan menghalangi klaim ini menjadi embryo dan berkonsolidasi menjadi norma,” demikian penjelasan dari Damos dalam akun Twitternya.
Baca Juga: Pemerintah Gak Tegas Usir Nelayan China di Natuna
Pengajuan nota protes adalah langkah penting karena jika Indonesia tidak menggunakan hak protesnya karena merasa nota itu tidak akan mengubah realitas, klaim tersebut bisa menjadi terkonsolidasi menjadi lebih kuat dan dapat menjadi norma yang mengikat Indonesia di kemudian hari.
Damos mengatakan bahwa kejadian seperti itu dalam hukum internasional disebut sebagai “acquisence” atau pengakuan diam-diam yang dampaknya lebih berbahaya bagi Indonesia.
Dalam pernyataan yang disampaikan pada 1 Januari 2020, Kementerian Luar Negeri menegaskan kembali penolakan terhadap klaim China atas ZEE Indonesia (ZEEI).
Partner Sindikasi Konten: Okezone
"penting" - Google Berita
January 06, 2020 at 05:15PM
https://ift.tt/2N2KeUy
Tolak Klaim China, Ini Arti Penting Nota Protes yang Dilayangkan Indonesia ke Beijing - WartaEkonomi.co.id
"penting" - Google Berita
https://ift.tt/2mMnZYW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tolak Klaim China, Ini Arti Penting Nota Protes yang Dilayangkan Indonesia ke Beijing - WartaEkonomi.co.id"
Post a Comment