TEMPO.CO, Jakarta - Sempat heboh soal wisata halal untuk Bali dan Danau Toba, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menampik wacana yang sempat ramai dibicarakan publik itu.
Wishnutama beranggapan bahwa pariwisata harus dibangun sesuai budaya lokal, sehingga menjadi daya tarik wisatawan. Menurutnya, pariwisata adalah aktivitas umum, artinya berlaku untuk semua orang, tidak terbatas pada lingkup tertentu.
Wishnutama berbagi penjelasan tentang pokok pariwisata di Indonesia. Berikut pendapat Wishnutama ihwal pariwisata Indonesia sebagaimana dirangkum TEMPO.
Membuat Daya Pikat
Menurut Wishnutama, industri pariwisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE), juga memiliki daya tarik tersendiri. Selain MICE, ia berpendapat, 60 persen kultur dan kearifan lokal adalah daya tarik pariwisata Indonesia. "Kalau pemandangan yang bagus bisa di mana-mana," katanya. Ia menjelaskan, ketika wisatawan datang melihat keramahan warga lokal, budaya, pengalaman unik, membuat potensi pariwisata menjadi istimewa.
Seorang wisatawan menari bersama penari Joged saat masa liburan Natal dan Tahun Baru 2020 di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Kabupaten Badung, Bali, 28 Desember 2019. Pagelaran tari ini bertujuan untuk menghibur sekaligus memperkenalkan budaya Bali. Johannes P. Christo
Lima Destinasi Superprioritas
Setelah resmi menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama sempat mengunjungi Mandalika dan Labuhan Bajo. "Selanjutnya ada Likupang dan Danau Toba," ucapnya. Di Mandalika, kata dia, nanti akan ada MotoGP sebagai daya tarik. Target pengunjung sudah mulai dipertimbangkan. Ia menganggap, untuk memantapkan ihwal itu, perlu dibuat pre-event dan post-event.
Potensi Mandalika
Mandalika yang berada di Lombok, punya potensi besar karena berdekatan dengan Bali. Mandalika dianggap cukup strategis untuk pengembangan pariwisata. "Bisa pakai kapal, pesawat kecil. Jadi akhirnya punya potensi," tuturnya. Tapi soal destinasi unggulan, dari lima prioritas itu, Wishnutama menganggap sementara ini masih Labuan Bajo.
Selain Bali, kawasan Mandalika mulai digemari wisatawan asal Timur Tengah terutama dari Uni Emirat Arab. Dok. Kemenparekraf
Destinasi premium
Wishnutama menjelaskan, salah satu tugas ke depan tak melulu soal angka wisatawan. Tapi juga penting kualitas nilai belanja wisatawan. "Artinya, pengeluaran wisatawan lebih besar dari tempat lain. Makanya Presiden (Joko Widodo) bilang bangun hotel bintang empat dan lima," katanya.
Tapi bila ingin wisata yang harganya di bawah itu, "Ada desa wisata dan homestay," tuturnya. Ia menambahkan, soal itu perlu diukur juga lama tinggal, "Karena ada banyak pulau, kuliner, budaya, sehingga pengeluaran wisatawan lebih gede," ucapnya.
Cara promosi
Lima prioritas itu ditargetkan rampung akhir 2020. "Sesuai dengan pesan Presiden, akan kami promosikan setelah jadi. Jangan sampai turis kecewa dan enggak balik lagi, karena datang melihat gundukan semen," tuturnya.
Sejumlah wisatawan berkunjung di Pantai Tanjung Tinggi, Sijuk, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, 20 Juli 2016. Salah satu lokasi syuting film Laskar Pelangi, menjadi magnet wisatawan selama enam tahun terakhir. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Cara promosi, kata dia, mesti kekinian dan relevan dengan era sekarang. Menurut Wishnutama salah satunya melalui film, misalnya mengajak Hollywood memproduksi film di sebuah destinasi prioritas itu. "Saya ambil contoh, film Crazy Rich Asians meningkatkan pariwisata di Singapura secara luar biasa," katanya. Kemudian, ia menambahkan The Lord of the Rings di Selandia Baru, dan The Sound of Music di Austria. "Cara lainnya, menggaet influencer," ucapnya.
"penting" - Google Berita
December 29, 2019 at 05:01PM
https://ift.tt/2Zy7VZK
Kaleidoskop 2019: Kebijakan Pariwisata Penting Menurut Wishnutama - Tempo
"penting" - Google Berita
https://ift.tt/2mMnZYW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kaleidoskop 2019: Kebijakan Pariwisata Penting Menurut Wishnutama - Tempo"
Post a Comment