Di tahun 2020 dan ke depannya, teknologi seperti artificial intelligence (AI) dan otomatisasi akan berpengaruh terhadap bidang HR. Penggunaan Human Resources Information System (HRIS) tidak lagi sebatas mempermudah administrasi pekerjaan, tetapi lebih jauh lagi: untuk mendapatkan berbagai insight dari data yang tersedia, yang kemudian dimaksimalkan untuk membantu membuat keputusan penting.
Tren yang cukup penting adalah transformasi membangun digital culture. Di tengah derasnya disrupsi yang menuntut penggunaan teknologi dalam berbagai hal, perubahan paling penting adalah digital mindset. Maksudnya, karyawan tidak hanya bisa menggunakan teknologi. Yang lebih penting adalah punya pola pikir untuk selalu memanfaatkan teknologi dalam aktivitas pekerjaan. Kesiapan digital mindset berarti pola pikir untuk siap akan keterbukaan informasi, serta mampu menemukan strategi dan solusi terbaik bagi perusahaan.
Penggunaan teknologi machine learning dan AI dapat dilihat pada proses rekrutmen. Teknologi ini akan sangat membantu menemukan profil orang yang paling tepat untuk menduduki jabatan tertentu. Pemanfaatan social media intelligence dapat memprediksi kondisi culture fit kandidat dengan perusahaan. Bahkan, dimungkinkan pula memproyeksikan keberhasilan seseorang di suatu jabatan.
Kemudian, dalam learning & development, selain makin maraknya pemanfaatan e-learning dan webinar, gamification akan semakin banyak digunakan untuk pembelajaran. Apalagi, beberapa perusahaan besar dunia telah banyak mengembangkan gamification dalam pola pembelajarannya. Gamification berhasil dalam meningkatkan efektivitas pelatihan karena cara penyajiannya yang menarik dan suasana nonformal yang tercipta.
Cara menarik (attract) dan mempertahankan (retain) karyawan juga akan semakin berkembang, dengan tidak lagi mengandalkan pola konvensional. Sebab, karyawan lebih mengejar pengembangan aktualisasi diri dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Cara meretensi karyawan akan semakin personal, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik individu.
Karyawan masa kini, terutama generasi milenial, adalah orang yang mengedepankan value dalam bekerja, sehingga penting untuk selalu menghargai nilai dari tiap-tiap pekerjaan. Tren pola karier ke depan akan mengarah pada flat career, dan mengutamakan aspirasi dan employee experience yang positif.
Hingga saat ini, prediksi kondisi workforce ke depan, mulai dari karakteristik hingga kompetensinya, masih menjadi tanda tanya. Karena itu, perlu dibuat strategic workforce planning dan secara rutin ditinjau agar dapat mempersiapkan perusahaan menghadapi perubahan di masa yang akan datang.
Sejumlah kompetensi langka saat ini akan sangat dibutuhkan pada beberapa tahun ke depan. Akan bermunculan pula jabatan baru yang saat ini belum ada, yang membutuhkan kompetensi spesifik. Kelangkaan talenta (talent) dan bajak-membajak talenta akan sangat dimungkinkan terjadi di beberapa profesi dengan karakteristik tersebut. Contoh yang telah teridentifikasi saat ini dan semakin dibutuhkan ke depannya adalah keahlian data analytics dan business intelligence.
Perusahaan harus menyiapkan talenta secara komprehensif, mulai dari identifikasi kebutuhan secara tepat melalui strategic workforce planning yang mumpuni dan menarik kandidat potensial. Langkah berikutnya, memberikan program retensi agar talenta terbaik tetap engaged di perusahaan. Juga, tidak kalah penting untuk memberikan berbagai langkah pengembangan melalui program pengembangan technical/functional competency, professional competency, dan leadership competency.
Ke depan, fungsi HR yang ideal adalah menjadi advisor dan memberikan solusi bagi unit-unit bisnis, serta memprediksi kebutuhan bisnis sehingga dapat mempersiapkan pekerja yang tepat. Karena itu, HR people harus betul-betul orang yang memahami bisnis, dan mengubah pola pikirnya dari unit support menjadi advisor. (*)
Anastasia Anggoro & Jeihan Kahfi Barlian
"penting" - Google Berita
March 17, 2020 at 11:46AM
https://ift.tt/2WjZyBm
Hery Rosadi Harman, “Perubahan Paling Penting adalah Digital Mindset” - Swa
"penting" - Google Berita
https://ift.tt/2mMnZYW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hery Rosadi Harman, “Perubahan Paling Penting adalah Digital Mindset” - Swa"
Post a Comment