Search

Bank Dunia: Tiongkok Harus Lakukan Reformasi Penting - Investor Daily

BEIJING, investor.id – Presiden Bank Dunia David Malpass pada Kamis (21/11) mendesak Tiongkok untuk membuka perekonomiannya lebih lanjut dan memangkas subsidi negara. Desakan ini menggaungkan kembali tuntutan-tuntutan penting yang diajukan Amerika Serikat (AS) dalam negosiasi perang perdagangan berlarut-larut dengan Tiongkok.

Pernyatan tersebut disampaikan Malpass setelah menggelar pertemuan meja bundar dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang dan para kepala lembaga global lainnya, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

“Saya mendorong reformasi dan liberalisasi baru,” ujar dia.

Pemerintah Tiongkok sendiri tengah berjuang menggerakkan ekonomi, yang lajunya kian melambat dalam hampir tiga dekade pada Kuartal III. Perlambatan disebabkan lesunya permintaan global atas barang-barang ekspornya dan krisis utang di dalam negeri yang menumpuk.

Menurut Malpass, Tiongkok harus menyelesaikan sengketa perdagangan bilateral dan meningkatkan transparansi dalam hal pinjaman guna menghindari penurunan tajam pertumbuhan selama beberapa dekade mendatang.

“Tiongkok dapat meningkatkan supremasi hukum, memungkinkan pasar memainkan peran yang lebih menentukan dalam mengalokasikan sumber daya termasuk utang dan investasi, mengurangi pemberian subsidi bagi perusahaan-perusahaan pelat merah, dan menghilangkan hambatan dalam daya saing. Sulit untuk dicapai tetapi sangat penting untuk mengurangi ketidaksetaraan dan membangun standar hidup yang lebih tinggi,” jelas Malpass.

Di sisi lain, raksasa perusahaan-perusahaana milik negara juga kerap mendominasi sektor-sektor ekonomi Tiongkok yang menguntungkan, termasuk energi, penerbangan, dan telekomunikasi. Namun akses untuk pemain swasta dibatasi.

Mitra-mitra dagang Tiongkok pun sudah lama mengeluhkan kurangnya situasi yang seimbang dan adil, serta pencurian kekayaan intelektual.

Parlemen Tiongkok pada Maret setuju mengesahan undang-undang penanaman modal asing (PMA) yng dijanjikan sebagai jalan untuk mengatasi masalah, tetapi pemerintah daerah masih mengerjakan aturan-aturan rinci yang diperlukan untuk menerapkannya.

Li mengatakan, perusahaan-perusahaan domestik dan asing yang terdaftar di Tiongkok akan diperlakukan sama. “Mereka akan memiliki akses yang sama ke peluang investasi, akses yang adil ke sumber daya, perlindungan hukum sesuai dengan hukum,” tuturnya.

Selain itu, Tiongkok telah mengumumkan jadwal pembukaan sektor keuangannya kepada investor-investor asing di tahun depan dengan tujuan membujuk masuknya modal dari luar negeri guna menopang perekonomian Negeri Tirai Bambu yang terpukul akibat perang perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).

Seperti diketahui, Tiongkok dan AS telah mengenakan tarif balasan lebih dari US$ 360 miliar untuk barang-barang dalam perdagangan dua arah.

Juru runding dari kedua belah pihak telah berupaya menuju kesepakatan parsial, tetapi Presiden AS Donald Trump pada Rabu (20/11) menyatakan bahwa Tiongkok belum membuat konsesi yang cukup, sehingga membuatnya enggan menyelesaikan proses tawar-menawar.

Kesepakatan Dagang dengan AS

Namun Pemerintah Tiongkok menyampaikan pada Kamis, bahwa pihaknya masih berusaha untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS.

Juru runding dari kedua belah pihak dilaporkan berupaya mencapai kesepakatan parsial yang mencakup pemesanan barang-barang pertanian AS yang lebih besar, dan perlindungan yang lebih baik untuk kekayaan intelektual.

Juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok Gao Feng mengatakan pada Kamis, bahwa tim juru runding dari kedua belah pihak "akan tetap menjaga jalinan komunikasi yang erat" dan sedang berupaya menyelesaikan kesepakatan fase-satu.

Sementara itu, data ekonomi menunjukkan bahwa ketidakpastian yang diciptakan oleh pertikaian perdagangan antara dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia itu, bakal merusak pertumbuhan global.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva memperingatkan, menerapkan semua tarif yang diumumkan akan memangkas US$ 700 miliar dari ekonomi dunia tahun depan.

“Apa yang harus menjadi prioritas kami? Pertama, beralih dari gencatan senjata perdagangan ke perdamaian perdagangan,” pungkasnya. (afp/pya)


 

Sumber : Investor Daily

Let's block ads! (Why?)



"penting" - Google Berita
November 22, 2019 at 05:26PM
https://ift.tt/2DiYKSV

Bank Dunia: Tiongkok Harus Lakukan Reformasi Penting - Investor Daily
"penting" - Google Berita
https://ift.tt/2mMnZYW

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bank Dunia: Tiongkok Harus Lakukan Reformasi Penting - Investor Daily"

Post a Comment

Powered by Blogger.