JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Parameter Politik Indonesia ( PPI) menunjukkan bahwa 81,4 persen dari 1.000 responden menyatakan sepakat bahwa Pancasila dan agama sama pentingnya di Indonesia.
Hal itu berdasarkan survei PPI yang proses pengumpulan datanya berlangsung pada 5-12 Oktober 2019.
Direktur Eksekutif PPI Adi Prayitno menyatakan, responden diberikan pertanyaan, "Dari tiga pernyataan berikut ini, manakah yang lebih Anda setujui?".
PPI menyediakan tiga pilihan bagi responden, yakni: agama lebih penting dari Pancasila; agama dan Pancasila sama pentingnya; Pancasila lebih penting dari agama.
"Kecenderungan masyarakat Indonesia moderat karena melihat agama dan negara sama penting 81,4 persen. Hanya sedikit saja yang menganggap agama lebih penting dari Pancasila 15,6 persen," kata Adi dalam paparannya di kantor PPI, Jakarta, Jumat (29/11/2019).
Baca juga: Mahfud MD: Ideologi Pancasila Harus Sampai ke Akar Rumput
Sementara. responden yang memilih Pancasila lebih penting dari agama sebanyak 3 persen.
"Persepsi Pancasila sama penting dengan agama merata di semua demografi," ucapnya.
Adi menjelaskan, temuan ini menampilkan fakta bahwa masyarakat tak tertarik membenturkan agama dengan negara.
"Karena Indonesia itu adalah hasil kawin silang dari seluruh varian kepentingan politik agama yang mengkristal menjadi satu-kesatuan yang menjunjung keberagaman," ujar Adi.
Dalam konteks format negara, lanjut Adi, masyarakat mendukung bentuk negara ideal tetap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berlandaskan Pacasila dengan menyertakan nilai-nilai agama yang tidak diformalkan.
Baca juga: BPIP Ingin Jadikan Pancasila sebagai Mata Pelajaran Wajib
Hal itu berdasarkan jawaban responden setelah diberi pertanyaan, "Menurut Anda, bentuk negara seperti apa yang paling baik untuk Indonesia?".
PPI menyediakan 3 pilihan, yakni: negara berasaskan agama yang diformalkan; NKRI berasaskan Pancasila dengan menyertakan nilai agama tapi tidak diformalkan; NKRI berasaskan Pancasila dan agama urusan pribadi.
Hasilnya, sebanyak 62 persen responden memilih NKRI berasaskan Pancasila dengan menyertakan nilai agama tapi tidak diformalkan.
"Sementara yang menilai tetap NKRI berazaskan Pancasila dan mendorong agama urusan pribadi persentasenya 22,1 persen. Sedangkan yang menghendaki negara berazaskan agama yang diformalkan hanya 6,7 persen," ujar dia.
Sisanya, 9,2 persen responden memilih tak menjawab.
"Responden secara mayoritas menyatakan negara kita harus tetap NKRI berdasarkan Pancasila dengan mengadopsi nilai-nilai agama tapi tidak diformalkan," ujar Adi.
"Nilai agama itu tetap dianggap penting, seperti keadilan, musyawarah, anti kekerasan dan sebagainya," kata dia.
Baca juga: Try Sutrisno: Pancasila Masih Relevan, Disarikan dari Nilai Agama
Ia pun kembali menegaskan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia memang tidak suka membenturkan agama dan negara.
"Mayoritas responden ini moderat. Saya kira ini penting dicatat, masyarakat kita tidak mau membenturkan antara agama dan negara. Mereka tetap ingin NKRI dan Pancasila, tapi tidak melupakan nilai agama. Nilai agama tidak dibuang jauh dari ruang publik," ujar dia.
PPI mengambil sampel dengan metode stratified multistage random sampling sebanyak 1.000 responden dari populasi di 34 provinsi Indonesia.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner oleh tim survei.
Adapun margin of error dalam survei ini adalah plus minus 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Artinya, persentase berdasarkan temuan survei bisa bertambah atau berkurang sebanyak 3,1 persen.
"penting" - Google Berita
November 29, 2019 at 03:29PM
https://ift.tt/34B3fEm
Survei: 81,4 Persen Responden Sepakat Pancasila dan Agama Sama Penting - Kompas.com - Nasional Kompas.com
"penting" - Google Berita
https://ift.tt/2mMnZYW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Survei: 81,4 Persen Responden Sepakat Pancasila dan Agama Sama Penting - Kompas.com - Nasional Kompas.com"
Post a Comment