Dilansir dari CNBC International, ancaman besar bagi ekonomi AS sesungguhnya adalah berkurangnya mood seks warga Amerika. "Ini menjadi hal serius menyebar ke sejumlah sektor bisnis mulai dari real estate, pakaian hingga kontrasepsi dan berujung pada menurunnya Produk Domestik Bruto (PDB)," tulis jurnalis ekonomi senior AS Jake Novak dalam opininya.
Di 2018, berdasarkan Biro Statistik AS, stabilitas ekonomi menjadi prioritas nomor satu bagi millenial di AS. Ini yang menyebabkan millenial akhirnya enggan memiliki hubungan serius apalagi masuk ke pernikahan.
Resesi di 2008 lalu, membuat banyak warga AS cemas untuk bercinta dan menikah. Ini sesuai dengan kejadian yang sama kala resesi hebat menyerang AS tahun 1936 yang menyebabkan jumlah kelahiran turun tajam saat itu.
Meski ekonomi sekarang sudah membaik, tapi bayang-bayang runtuhnya stabilitas keuangan tetap menghantui. Alhasil, laporan biro statistik mencatat jebloknya aktivitas seks di AS.
Beberapa ahli percaya fakta bahwa millenial terjerat dalam pinjaman pendidikan, membuat ekonomi mereka lebih sulit dibanding generasi sebelumnya. Tapi data lain juga menunjukan, pinjaman pendidikan kaum millenial sebenarnya tidak sebesar pinjaman kartu kredit.
Gaya hidup millenial AS yang tinggi pada akhirnya memang menentukan segalanya. Lebih baik gaya dibanding memiliki hubungan dengan lawan jenis dan melakukan hubungan seksual yang serius.
Munculnya banyak situs porno, video game sosial media bahkan robot seks, juga pada akhirnya membuat laki-laki tidak tertarik dengan wanita. Perempuan pun cenderung mencari lelaki mapan, yang membuat mereka sangat selektif memilih pasangan.
Tentu saja, di satu sisi hal ini positif bagi remaja. Seks dan kehamilan pada anak dan remaja berkurang drastis di AS. Berkurangnya seks pada remaja adalah simbol naiknya tanggungjawab nasional.
"Tapi pada pria yang masuk usia 20 tahun ke atas, ini menjadi tanda penundaan untuk masuk ke dunia kedewasaan yang penuh tanggung jawab. Keluar dari zona nyaman dan berani gagal, bukan sekedar keluar dari rumah orang tua, tapi juga memulai keluarga baru," sambung Novak lagi.
Pada akhirnya, ini juga lah yang menyebabkan permasalahan serius pada ekonomi AS. Keengganan melakukan seks dan berumah tangga membuat tidak adanya permintaan untuk membeli rumah baru, tidak ada anak kecil yang akan dibelikan baju dan tidak ada alat kontrasepsi yang dipakai untuk sekedar berhubungan atau menunda kelahiran.
Ini merupakan ancaman serius bagi demografi AS. "Sex recession merupakan ancaman terbesar dari semua ancaman yang ada," katanya lagi.
(sef/sef)
"penting" - Google Berita
October 30, 2019 at 01:56PM
https://ift.tt/2PwJ9pU
Lupakan Perang Dagang, 'Resesi Seks' Lebih Penting di AS - CNBC Indonesia
"penting" - Google Berita
https://ift.tt/2mMnZYW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Lupakan Perang Dagang, 'Resesi Seks' Lebih Penting di AS - CNBC Indonesia"
Post a Comment