Search

Transparansi Data Sangat Penting Perkuat Ketahanan Rantai Pasok - Koran Jakarta

JAKARTA - Pembatasan kontak sosial dan diperketatnya akses masuk ke beberapa daerah  berdampak pada sistem rantai pasok global maupun nasional. Untuk itu, diperlukan beberapa upaya memperkuat ketahanan rantai pasok, salah satunya dengan meningkatkan transparansi informasi dan data pada titik distribusi rantai pasok.

Demikian diungkapkan Chief Executive Officer Advotics, Boris Sanjaya, di Jakarta, Rabu (22/4). Menurutnya, pandemi virus korona tidak hanya mengganggu sektor bisnis dan ekonomi namun juga rantai pasok dalam skala global maupun nasional. Berbagai komoditas mulai dari bahan pangan hingga non-pangan terhambat akibat social distancing maupun kebijakan lockdown yang dilakukan beberapa negara di dunia.

"Demikian juga dengan bisnis di Indonesia yang turut merasakan perlambatan rantai pasok seiring pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dimulai di wilayah DKI Jakarta sejak 10 April 2020," kata Boris.

Mereka, lanjut Boris, dihadapkan dengan penurunan permintaan dan gangguan produksi akibat mobilitas manusia yang terbatas. Hal ini berakibat langsung terhadap menurunnya daya beli masyarakat. 

"Bagaimana agar bisnis dapat bertahan hidup memang penting. Namun lebih penting lagi adalah mengantisipasi agar kekagetan (gap) dapat diminimalisasi supaya perusahaan tidak malah “jungkir balik” pada masa post-pandemic," ujarnya.

Seperti dua sisi mata uang, kata Boris,  tantangan merupakan teman setia dari inovasi. Di masa sulit pandemi ini ada peluang bagi bisnis untuk merapikan dan menganalisa ulang sistem rantai pasok mereka. Salah satunya dengan melakukan disrupsi yang diperlukan untuk membuat roda bisnis tetap stabil seperti pada masa sebelum pandemi. Perlu inovasi untuk dapat bertahan hidup, yang ini akan menjadi kekuatan saat memasuki periode pemulihan kelak. 

"Jadi seolah-olah ‘mencuri start’, bisnis-bisnis inilah yang akan menjadi bagian dalam 9 persen perusahaan yang tidak hanya pulih, tetapi terus berkembang sampai mengungguli kinerja pra-resesi. Hal itu menurut studi Harvard Business Review," katanya.

Lakukan Efisiensi

Menurut Boris, perusahaan bisa melakukan efisiensi dengan memprioritaskan barang yang paling dibutuhkan konsumen dan tidak hanya bergantung pada data pemesanan distributor. Selain itu, memastikan harga di ritel tetap wajar juga diperlukan mengingat daya beli masyarakat ikut menurun di tengah pandemi. 

Ia pun menyarankan untuk melakukan langkah-langkah kuratif seperti meningkatkan transparansi informasi dan data di seluruh rantai pasok. Terutama pada tahapan distribusi yang mencakup area, produk, dan channel yang terkendala. 

"Yang paling utama, transparansi data dan digitalisasi untuk tidak hanya membantu pemantauan rantai pasok namun juga menghemat biaya dengan memastikan jumlah produksi dan distribusi sejalan dengan permintaan," katanya.

Selain itu, ujarnya, jangan pernah lupakan aspek konsumen atau pelanggan sebagai mata rantai utama, tujuan akhir. Preferensi, hak eksklusif mereka saat membuat pilihan adalah kunci di masa pandemi ini. Bangun komunikasi dan kedekatan yang kuat dengan pelanggan. Mendengarkan apa yang menjadi kebutuhan mereka saat ini. Sehingga mereka tetap memilih produk dan jasa yang dimiliki perusahaan. 

"Pada dasarnya, sistem rantai pasok yang ideal berjalan dua arah, berangkat dari adanya kebutuhan konsumen atau pelanggan, dan sampainya produk dan jasa ke tangan konsumen atau pelanggan," kata Boris. ags/N-3

Let's block ads! (Why?)



"penting" - Google Berita
April 22, 2020 at 11:26AM
https://ift.tt/352hH9q

Transparansi Data Sangat Penting Perkuat Ketahanan Rantai Pasok - Koran Jakarta
"penting" - Google Berita
https://ift.tt/2mMnZYW

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Transparansi Data Sangat Penting Perkuat Ketahanan Rantai Pasok - Koran Jakarta"

Post a Comment

Powered by Blogger.